Bojonegoro, 30 Agustus 2025 – Upaya pemerintah meningkatkan literasi digital dan kesiapan guru dalam menghadapi perkembangan teknologi kembali diwujudkan melalui Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) bagi guru sekolah dasar se-Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan yang digelar mulai Juli hingga Desember 2025 ini berlangsung di SMPN 5 Bojonegoro, dengan total durasi pembelajaran mencapai 180 jam.

Pelatihan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru, bekerja sama dengan LPD Aaswaja Nusantara Career Development Center. Lembaga ini merupakan satu dari 87 penyelenggara resmi pendidikan koding dan kecerdasan artifisial yang ditunjuk pemerintah.
Kaprodi Sistem Komputer UNUGIRI Jadi Narasumber Utama
Salah satu yang menjadi perhatian dalam kegiatan ini adalah kehadiran Dwi Issadari Hastuti, S.Pd., S.Kom., M.Kom., dosen sekaligus Kepala Program Studi Sistem Komputer Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI). Ia didapuk sebagai narasumber utama bersama Faisal Agung Maulana, S.ST., staf Direktorat Kerja Sama Riset dan Inovasi UNUGIRI.

Dalam pemaparannya, Dwi Issadari menekankan bahwa pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial (AI) bukan hanya sekadar transfer teknologi, tetapi lebih luas dari itu.
“Koding dan kecerdasan artifisial bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang membentuk pola pikir komputasional yang akan berguna bagi anak-anak di masa depan,” tegasnya.
Kehadiran Kaprodi Sistem Komputer UNUGIRI ini menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi lokal dalam mendukung program nasional, sekaligus memperkuat kolaborasi antara dunia pendidikan tinggi dengan sekolah-sekolah dasar di daerah.
Rangkaian Pelatihan
Program ini dibagi dalam tiga tahapan, yaitu In Service 1 selama 5 hari, On the Job Training selama 3 hari, dan In Service 2 selama 2 hari. Guru-guru peserta pelatihan mendapatkan materi yang terstruktur, mulai dari desain dan strategi pembelajaran koding, pengenalan prinsip dasar AI, hingga praktik penerapan dalam pembelajaran sehari-hari di kelas.
Tidak hanya itu, seluruh peserta juga mengikuti proses belajar melalui Learning Management System (LMS) resmi Kemendikbud menggunakan akun belajar.id. Modul tersedia dalam berbagai format, mulai dari teks, video, hingga materi interaktif.
Tujuan dan Keunggulan
Pelatihan ini bertujuan mempersiapkan guru sebagai fasilitator mata pelajaran baru di tingkat sekolah dasar. Program ini memiliki keunggulan karena sertifikat yang diberikan diakui secara nasional dan dapat digunakan untuk kenaikan pangkat maupun penilaian kompetensi profesional guru. Namun, sertifikat hanya diberikan jika peserta mencapai nilai minimal 70 dan kehadiran tidak kurang dari 90 persen.
Selain itu, setiap peserta didampingi fasilitator yang telah mengikuti Training of Trainer (ToT), sehingga proses belajar lebih intensif dan interaktif. Guru tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga dilatih untuk mengerjakan proyek koding sederhana, mempresentasikan ide, serta mengenalkan contoh aplikasi AI yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Harapan ke Depan
Melalui kegiatan ini, pemerintah menargetkan puluhan ribu guru di seluruh Indonesia dapat memahami dasar-dasar literasi digital. Harapannya, setiap siswa sejak dini terbiasa dengan teknologi, tidak hanya sebagai pengguna, tetapi juga pencipta.
Dwi Issadari menambahkan bahwa ke depan, pelatihan seperti ini akan menjadi bagian penting dari transformasi pendidikan. “Program ini adalah investasi jangka panjang. Dengan guru yang kompeten, kita bisa menyiapkan generasi yang kreatif, kritis, dan beretika digital,” jelasnya.
Mata pelajaran koding dan kecerdasan artifisial saat ini memang masih menjadi pilihan, namun pemerintah berencana menjadikannya bagian wajib dalam kurikulum nasional. Dengan adanya sinergi antara Kemendikbud, lembaga pelatihan, dan perguruan tinggi seperti UNUGIRI, cita-cita mencetak generasi Indonesia yang melek teknologi diyakini semakin dekat.